Cloud Computing Makin Jadi Tren

Dari Januari hingga menjelang tutup tahun, cloud computing menjadi salah satu bahan perbincangan komunitas teknologi informasi internasional. Mereka saling menjalin kemitraan untuk mewujudkan infrastrukturnya. Ada pula perusahaan yang mengeluarkan perangkat lunak dan keras.

Pekan lalu, Cisco, EMC, dan VMware berkoalisi dalam proyek bertajuk "Virtual Computing Environment". "Koalisi ini merupakan pendekatan baru dan unik untuk diterapkan pada data center agar dapat meningkatkan utilisasi, menghemat konsumsi daya, serta memperkuat keamanan," ujar John Chambers, Chairman dan CEO Cisco.

Pendekatan tersebut adalah Vblock Infrastructure Packages, sebuah paket infrastruktur yang menggabungkan teknologi virtualisasi, jaringan, komputasi, storage, keamanan, dan pengelolaan terbaik dari Cisco, EMC, dan VMware. Mereka mengklaim seluruh teknologi terintegrasi, teruji, dan tervalidasi, serta siap diimplementasikan. Paket infrastruktur ini tersedia dalam tiga pilihan konfigurasi yang mendukung 300 sampai 6.000 mesin virtual untuk beragam skenario kebutuhan.

Tidak ketinggalan IBM, yang memperkenalkan solusi untuk mengelola pusat data dengan produknya bertajuk IBM VMControl. Produk yang dikombinasikan dengan perangkat lunak IBM Tivoli ini bertujuan agar perusahaan memiliki kendali atas berbagai sistem teknologi informasi dan teknologi virtualisasi yang mereka miliki. Selain itu, mengombinasikan berbagai server IBM yang dapat terlihat maupun yang tidak menjadi satu unit.

"IBM VMControl juga dapat mempercepat penyebaran cloud computing," kata Fetra Syahbana, Country Manager, Systems, & Technology Groups IBM Indonesia. Selain itu, memungkinkan informasi dan sumber daya pemrosesan dari cloud computing untuk diambil dari jauh.

Menurut Fetra kepada wartawan di Jakarta pekan lalu, IBM menyediakan solusi inovatif untuk membantu perusahaan meningkatkan produktivitas, mengoptimalkan sumber daya, dan menghemat pengeluaran. Dia menyebutkan sejumlah manfaat teknologi ini. Pertama, respons yang lebih cepat terhadap kebutuhan bisnis. Di sini perusahaan membagi beban kerja baru secara lebih cepat dari hitungan minggu ke menit.

Kedua, penggunaan sumber daya secara lebih efisien. Ketiga, perusahaan dapat memonitor, mempertahankan, dan menyesuaikan tingkat layanan menurut beban kerja komputasi yang ditangani oleh himpunan sumber daya teknologi informasi. Solusi ini juga dapat membantu memprediksi dan merespons masalah pada sistem.

Keempat, memungkinkan sistem yang lebih pintar. Teknologi ini, kata Dedi Widharwanto, System Architect IBM Indonesia, punya kemampuan memindahkan beban kerja dan melakukan penyesuaian. Juga memungkinkan sistem IBM digunakan secara efektif, mengkonsumsi lebih sedikit daya dan pendinginan, serta menyediakan infrastruktur yang lebih tangguh.

Menurut Fetra, peluang terbesar mengimplementasi cloud computing di Indonesia ada pada sektor penelitian pengembangan dan perguruan tinggi. "Untuk simulasi vaksin membutuhkan case dan dana yang besar," katanya. Perusahaan farmasi dan laboratorium kesehatan dapat bekerja sama menggunakan teknologi ini sehingga biaya dapat ditekan.

Pemerintah Vietnam mulai menerapkan cloud computing pada sejumlah sektor. Di Amerika Serikat, teknologi ini diterapkan di Pike Couny Schools. Pengadaan desktop virtual di sekolah ini telah menurunkan biaya untuk laboratorium komputer sebesar 62 persen. Namun, kendala di Indonesia, kata Fetra, adalah tarif Internet yang relatif mahal dan lambat.

0 komentar: