Jabar Miliki Banyak Patahan Darat

Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Bandung, Hendri Surbakti mengatakan, wilayah Jawa Barat (Jabar) memiliki banyak sesar (patahan) darat yang aktif sehingga relatif rawan gempa akibat adanya aktivitas pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

"Sesar atau patahan di Jabar itu ada yang sudah diberi nama dan ada juga yang belum diberi nama," kata Hendri, di Bandung, Sabtu (29/7).

Sesar darat di Jabar yang telah diberi nama antara lain Sesar Cimandiri yang membentang dari Pelabuhan Ratu, Sukabumi sampai ke Cianjur; kemudian Sesar Baribis di wilayah Majalengka dan Kuningan; dan Sesar Lembang yang berada di kawasan Lembang-Ciater.

Sedangkan sesar yang belum diberi nama di antaranya sesar yang ada di Kabupaten Garut dan wilayah Bandung bagian selatan atau kawasan Patuha serta sesar di Tasikmalaya. "Sesar atau patahan di darat itu semuanya masih aktif, bahkan sesar Lembang beraktivitas terakhir pada 11 Juli 2003," ujar Hendri.

Ia mengatakan, sesar di Tanah Air sendiri terhitung rata mengingat Indonesia berada di busur kepulauan yang merupakan hasil dari pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia. "Seperti di Sumatera memiliki sesar cukup besar yang diberi nama sesar Semangko," katanya.

Wilayah yang memiliki sesar (patahan) itu termasuk rawan gempa, tapi terhitung subur dan banyak memiliki sumber energi, terlebih lagi dengan banyaknya gunung api.

Salah satu cara untuk mengantisipasi gempa serta dampaknya, termasuk di Jabar adalah bahwa warga harus merekonstruksi bangunan rumahnya dengan bangunan yang tahan gempa. "Kalau konstruksi rumahnya tahan gempa, maka warga tidak perlu khawatir tinggal di daerah yang rawan gempa," ujarnya.

Di bagian lain, ia mengemukakan, wilayah pantai selatan Jabar memiliki potensi terjadinya tsunami mengingat lokasinya berada pada pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia di 200 kilometer pantai selatan.

sumber: gatra

0 komentar: